Knowledge Is An Eternal Inheritance In Life.

  • PERJALANAN

    Walau panjang, setiap perjalanan pasti menemukan tempat persinggahan yang abadi.

  • AIR

    Air sumber kehidupan, ku abadikan sumber kehidupanku di sini.

  • MESJID BAITURRAHMAN

    Sampai di sini itu perlu keyakinan, karena YAKIN maka sampai.

  • MOTIVASI

    Hal yang paling sulit itu adalah memotivasi diri sendiri, tapi jangan menyerah! Jika menyerah artinya kamu kalah.

  • SAMPAI KE PUNCAK

    Yang namanya menuju puncak pasti sulit, kadang harus melewati turunan juga tak bisa mengelakkan tanjakan. Tapi teruslah berjalan hingga kau sampai kepuncak. Lalu bebaskanlah dirimu.

  • SANG PEMBELAJAR

    Tidak ada kata tua dalam belajar, hidup yang dijalani semuanya pembelajaran, disetiap pembelajaran selalu ada ujian, untuk mengevaluasi diri, sejauh apa pembelajaran itu dipahami dengan baik, maka jangan bosan untuk selalu belajar.

  • KADERISASI

    Agar ilmumu menjadi amal jariyah dan berkembang, sebarkan dan buatlah kaderisasi.

About Me

 SCHOLAR'S JOURNEY


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh ,,

Saya Arridha Harahap, sering dipanggil ridha. Saya hanya seorang yang sedang dalam perjalanan menuju ke rumah keabadian. Ada banyak cerita yang ingin saya bagikan untuk dapat diambil hikmah bagi para pembaca semua. 

Saat ini saya sedang menempuh pendidikan doktoral dalam bidang ilmu ekonomi Islam. Untuk itu, dalam blog ini saya akan berbagi pengalaman kepada para pembaca dari berbagai sisi, seperti perencanaan dalam studi, menemukan ide penelitian, perjalanan ke berbagai tempat seperti masjid, kampus, perpustakaan, dan berbagai tempat yang saya kunjungi selama saya menempuh studi.  

Untuk tulisan yang sedikit lebih serius yang bersinggungan dengan keilmuan yang sedang saya jalani, bisa klik link Peradaban Wakaf . 

Saya sangat terbuka sekali untuk menerima segala bentuk cerita yang bisa sama-sama kita bagikan agar dapat membantu orang lain yang mungkin membutuhkan informasi tersebut. Selamat membaca dan menikmati dunia dari balik pengalaman saya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.


Share:

Rapi Terstruktur

Pikiran kacau balau, dua bulan berturut-turut, seperti tidak ada Ruang kosong di dalam kepala. Dihantam berbagai pikiran yang tak berguna tapi cukup untuk membuat tidur terganggu. Tadinya Aku ingin menuliskan judul semraut carut marut, tapi dalam berbagai literasi hal tersebut seperti do'a akan keadaan. Maka judulnya Aku buat dengan nilai positif agar menjadi doa kebaikan bagi siapapun yang membacanya.

Dunia, memang tak ada habisnya jika dibicarakan, sifatnya yang tidak kekal, maka kesedihan dan kebahagiaan pun tidak ada yang kekal. Berjalan menemukan jalan keluar sendiri bukan baru Pertama kali. Maka, tidak ada yang perlu dihiraukan akan masalah yang terjadi. Yang terpenting adalah jangan anggap diri sendiri manusia yang paling menderita, tak baik, itu egois namanya. Jadilah orang yang bijak dalam memahami setiap masalah yang terjadi. Masalahmu besar tapi Tuhanmu lebih besar.

Atas setiap orang-orang yang datang dan pergi biarkan saja mereka berlalu sesuai dengan takdir yang diciptakan. Jaga mereka yang benar-benar peduli, karena tidak semua orang yang kelihatan peduli benar-benar peduli. 

Masalah yang datang siilih berganti bersyukurlah, itu untuk memperkuat kakimu dan mengugurkan dosa-dosamu, yakinlah itu. Manusia akan berada dalam Hasil kebaikan adalah karena rahmat Allah bukan karena dosa-dosa atau kebaikan-kebaikan yang telah dilakukannya. Tapi, bukan berarti kamu harus terus berada di jalan kesalahan. Teruslah untuk berusaha, mencoba lebih baik dari masa ke masa.  

Ada banyak juga manusia yang selalu salah paham akan kondisimu, itu wajar, kata Rumi, itu karena yang mereka dengar adalah suaramu bukan suara batinmu. Kamu, tak perlu menjelaskan apapun akan hal itu, maka disinilah bersikap "Diam itu Emas". 

Akhirnya, semangatlah terus untuk menjadi bermanfaat dan berguna. Semoga dengan begitu rahmat Allah menyertaimu.

Allah sesuai dengan apa yang dipersangkakan hambaNya.

Sudut Ruang
17 Juni 2022
Share:

Kuliah atau Menuntut Ilmu?


Sekolah merupakan wadah bagi siapa saja yang akan mendapatkan ilmu, dari mulai membaca, menulis, berhitung, berkesenian, olahraga dan sebagainya. Tapi tidak hanya itu, awal disekolah di TK dulu adalah agar kita bisa saling berbagi, beradaptasi dengan orang-orang selain saudara di rumah. Jadi, ada banyak hal yang kita dapatkan di sekolah.

 

Beranjak dewasa, perguruan tinggi menjadi salah satu wadah kita untuk mendapatkan keilmuan lanjutan dari sebelumnya. Pada tahap ini, biasanya kita sudah mulai menentukan keilmuan yang bagaimana yang akan mendampingi kita hingga akhir hayat minimal untuk bertahan hidup. Walaupun, jika sekedar untuk bertahan hidup, bukan hanya dengan kuliah.

 

Sudah hampir 3 semester, Aku menempuh tingkat tertinggi dari jenjang pendidikan. Suatu kali, Aku ditanya oleh beberapa orang, akan motivasi ku mengapa memilih untuk melanjutkan kuliah kembali. Karena hal itu, aku jadi berpikir, mengapa kuliah lagi ya. 

 

Jika ditanya awal mulanya, adalah karena Aku benar-benar butuh suasana baru dari lingkungan dimana tempat Aku bernaung. Aku yang memang dari dulu selalu termotivasi untuk belajar karena almarhum Ayahku sangat suka sekali belajar berbagai banyak hal. Beliau menjadi tempat diskusi paling asik karena hampir semua pertanyaanku dapat dijawab dengan baik. Apakah dijawab langsung ketika pertanyaanku habis, atau butuh beberapa hari setelahnya. Satu yang menjadi kalimat yang sering Ayah ucapkan adalah “Kak, nanti, kalau Ayah meninggal, Ayah tidak punya banyak harta untuk diwariskan kepada kalian, maka belajarlah dengan baik, ilmu adalah satu-satunya harta warisan yang akan kekal”. Begitulah kira-kira kalimat yang terngiang sampai sekarang. Dan kenyataannya, benar adanya, dalam berbagai keadaan Aku seperti tak kehabisan akal untuk terus bertahan hidup.

 

Tapi, kawan, walaupun kali ini Aku melanjutkan kuliah dengan banyak sekali alasan, Alasan ingin mengeksplore hal-hal baru dan bertemu berbagai orang baru dari bidang keilmuanku atau tidak juga menjadi salah satu alasan yang paling kuat mengapa Aku melanjutkan kuliah. Hanya ingin terus berkembang, dan akhirnya memiliki sesuatu yang bisa dimanfaatkan pada jalan-jalan kebaikan. Setidaknya untuk dapat meringankan langkah di kehidupan selanjutnya. Sedangkan, memenuhi kebutuhan pekerjaan adalah bonus menurutku.

 

Bagaimanapun, melanjutkan sekolah atau tidak, mempelajari banyak hal tetap harus. Tidak semua hal memang harus ditempuh di sekolah atau di kampus, tapi menuntut ilmu tetap wajib. Jangan sampai salah niat ketika kamu harus melanjutkan sekolah, atau cepat-cepatlah memperbaiki niat untuk menuntut ilmu agar jalanmu lebih lapang. Berniat untuk bermanfaat bagi semua orang adalah niat paling baik selanjutnya. Aku hanya mengingatkan, bermanfaat itu juga tidak mesti dalam skala besar, bermanfaat untuk keluargamu juga adalah kebaikan. 

 

Teruslah belajar akan hal-hal baru, karena dunia yang sifatnya berputar pada porosnya, menandakan bahwa dunia akan terus berubah, sehingga, kita harus terus mempersiapkan segala kemungkinan perubahan-perubahan yang akan terjadi di dunia. 

Jadi, kuliah atau menuntut ilmu?

 

Selesaikan yang sudah kamu mulai ya,

Stay Healthy …..

 

Sudut Ruang

5/6/2022. 16.59

 

Picture : taken by Fani

At International Islamic University of Indonesia (IIUI)

Jln. Raya Bogor 

 

Share:

Juniku Di Sambut Hujan

Assalamualaikum wr.wb
Apa kabar Juni?
Semoga teman sekalian dalam keadaan baik ya ..

Dunia terus berputar pada porosnya.
Peradaban terus bergerak, berganti dari musim ke musim, zaman ke zaman.
Hingga tibalah kita pada peradaban yang membuat kehidupan manusia sangat simpel.

Sehingga, tanpa disadari, keinginan untuk mendapatkan hal-hal secara instan pun yang ditekuni. Mendapatkan uang dengan cara cepat dengan menghalalkan berbagai macam cara dilakoni. Menjadi aneh ketika masih melihat orang-orang dengan penderian teguh menjalankan lurus kehidupannya.

Dalam sebuah diskusi, saya lupa bagaimana kata kiasan Bahasa arabnya mengatakan. Mempertahankan hal-hal yang dahulu adalah bagus, Akan tetapi jika perubahan masa kini membawa lebih kepada baikan maka jalankan, jika tidak berpegang pada yang dulu lebih baik. 

Aku sendiri tak begitu tahu kemana arah tulisan ini, Hanya Aku masih takjub dan terngiang atas kata-kata di dalam buku yang baru-baru ini sangat cepat kuselesaikan (postingan tanggal 31 Mei 2022).  Bahwa menjadi bermanfaat adalah kebaikan lahir batin. Diri adalah orang yang penuh dengan banyak kesalahan. Menjadi pembelajar, berusaha menjadi lebih baik dari Hari ke Hari adalah usaha yang dilakukan tanpa henti. Buku itu memperteguh atas keyakinanku untuk terus bisa bermanfaat kepada sekeliling, jika tidak, mencoba tidak menambah beban bagi sekeliling.  

Agar tak tergerus dengan perubahan zaman yang menyebabkan perubahan karakter pada manusia, berpegang teguh pada kebermanfaatan atas diri pribadì dan orang lain adalah cara ku untuk terus bisa bertahan hidup di dunia yang penuh dengan hal-hal yang tak terduga.  Untuk terus bisa berusaha memaklumi, bertenggang rasa atas orang-orang yang tak menerima ku dengan tangan terbuka. Mencoba tidak terdistraksi jika panggilanku tak disambut dengan nada bersahabat, dan tidak akan membalas semisalnya. Dan selalu menghargai setiap orang menyambut panggilanku dengan nada bersahabat dan akan lebih baik setelahnya.

Satu yang akan ku coba jalani di bulan Juni ini, adalah dengan tidak memiliki pilihan untuk menjadi jahat dalam kondisi apapun walaupun sulit. karena bagaimanapun aku adalah manusia. 

Dunia Antah Berantah
1 Juni 2022
17.59

Share:

Bermanfaat Itu adalah Kebaikan Lahir Batin


 
Guru Kehidupan: Memetik Hikmah Menebar Maslahah

Agus Salim

Quanta Publishing

181 halaman

Rp. Gift

Jakarta, 2018

 

Buku yang ditulis oleh Agus Salim ini terdiri dari 4 bab;

1.     Menjadi Guru Kehidupan

2.     Menjadi Manusia Yang Bermanfaat

3.     Memetik Hikmah

4.     Menebar Maslahah

Bagi kamu yang sedang menjalani beratnya kehidupan, buku ini bisa menjadi salah satu obat sebagai peneguh jiwa raga yang sedang kelelahan menjalani kehidupan. Anjuran untuk selalu bersabar, bertahan adalah yang utama. Bahwa Allah lebih besar dari semua masalah yang kita hadapi.

Bagaimanapun tidak terduganya kehidupan yang kita jalani saat ini, menjadi baik adalah tetap pilihan terbaik. Walaupun, terkadang kita sering kesal, lelah, marah dengan keadaan di sekeliling kita, tidak ada pilihan untuk menjadi jahat. 

 Sekali lagi melalui buku ini, aku diingatkan untuk menjadi manusia yang bermanfaat. Di dalam buku ini dikatakan bahwa bermanfaat bukanlah kebaikan biasa. Bermanfaat tak selalu harus dilingkungan yang besar, dari lingkungan kecil pun tak apa, asal bermanfaat. Jangan sampai keberadaan kita, tidak berarti apa-apa bagi sesama. Dalam salah satu sub judulnya dikatakan bahwa, bermanfaat itu adalah kebaikan lahir batin. Bagiku sangat luar biasa menggugah hati untuk terus bisa bermanfaat sebisa mungkin melalui pekerjaan yang sedang aku tekuni.

 Ingat teman, kita jangan berusaha hidup di level orang lain, jika dipaksakan, maka kita akan sengsara. Maka menjadi bermanfaatlah di level yang kamu bisa, karena masing-masing manusia diberikan kekurangan serta kelebihan yang berbeda-beda. Jadi jangan underestimate dengan diri sendiri ya teman. Mari bangkit kembali, jika lelah istirahatlah, lalu mulailah kembali. Jika berhenti, akan mustahil sampai pada apa yang kamu impi. 

 

31 Mei 2022

16.59

Stasiun Jakarta Kota

 

Thank You My Book

 

Share:

Tuesday With Morrie

 

Tuesday With Morrie

Mitch Albom

Kompas Gramedia

Rp. Hadiah

xx + 209 hlm

 

Hidup tak selalu tentang kebahagiaan selama hidup. Bahagia menanti kematian juga sesuatu yang menyenangkan.

 

Buku ini mengisahkan hubungan antara mahasiswa dan profesornya yang di masa akhir hayatnya menderita penyakit amyotrophic lateral (ALS), sebuah penyakit ganas yang menyerang sistem saraf. Mahasiswa ini menjadi satu-satunya mahasiswa yang setia mendengarkan perkuliahan profesornya hingga ajal menjemput sang professor. Perkuliahan kehidupan ini selalu dijalankan setiap hari Selasa. 

 

Aku, yang menuliskan Kembali kisah ini, sekali lagi belum menyelesaikan hingga akhir halaman. Aku masih menyelesaikan setengah dari 200 halaman buku ini. Buku yang sebelumnya ku kira tidak menarik, ternyata memberikan banyak pelajaran, hingga tak sabar aku menuliskan kesanku terhadap novel based on true story ini.

 

Sang professor bernama Morrie, mendengar penyakit yang dideritanya, tidak membuatnya gentar menghadapi sisa umurnya. Ia menyatakan bahwa ia ingin sekali membuktikan bahwa kata “sekarat” tidak sinonim dengan “tidak berguna”. 

 

Bagi sang mahasiswa, Mitch, novel ini merupakan tesis kehidupan yang akhirnya bisa ia selesaikan. 

 

Morrie, merupakan professor sosiologi, yang mengajar dengan sangat terbuka dan nyaman. Ia mengajarkan tentang tentang “bersikap manusiawi” dan “peduli kepada orang lain”. 

 

Di lain waktu, ketika ia di wawancara oleh sebuah stasiun televisi, di saat ia sedang menunggu kehidupan abadinya tiba, ia menyatakan “Terima apapun yang sanggup kau kerjakan dan apa pun yang tak sanggung kau kerjakan”; “Terimalah masa lalu sebagai masa lalu, tak usah menyangkalnya atau menyingkirkannya”; “Belajarlah memaafkan diri sendiri dan memaafkan orang lain”; “Tak ada istilah terlambat untuk memulai”.

Kemudian bia berkisah Kembali, ketika pertama kali ia mendengar penyakit ganas tersebut apa yang ada di dalam benaknya adalah; Aku memutuskan untuk terus hidup --- atau setidaknya mencoba untuk terus hidup --- dengan cara yang aku inginkan, secara bermartabat, dengan keberanian, dengan rasa humor, dengan mantap.

 

Aku sang pembaca novel, Kembali disadarkan dengan kalimat “APA KAU MENERIMA DIRIMU APA ADANYA?”. Ini tamparan keras bagiku, ku pikir aku tak perlu mempertanyakan kenapa orang lain tak menerimaku, di saat aku, belum mampu menerima keadaan diriku apa adanya. Aku yang masih menyangkal banyak hal, sesekali senang berada di lantai atas gedung, dan sesekali berpikir untuk mengakhirinya di sana. Waw … 

Jawabannya; … Kita harus cukup Tangguh untuk berani mengatakan bahwa bila budaya itu tidak sesuai … , ciptakan budaya kita sendiri …

Aku sang pembaca memaknainya sebagai, berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab setelahnya, dan menjadi kuatlah. 

 

THE TENSSION OF OPPOSITE

“Hidup ini merupkan rangkaian peristiwa menarik dan mengulur. Suatu saat kita mengerjakan satu hal, padahal kita perlu mengerjakan sesuatu yang lain. Ada sesuatu yang membuat kita sakit, namun kita tahu bahwa seharusnya tidak demikian. Kita menerima hal-hal tertentu secara begitu saja, bahwa kita tahu bahwa seharusnya kita tidak pernah menikmati sesuatu secara Cuma-Cuma”

 

Kalimat terakhir yang akan Aku kutip adalah

“Aku sedang menderita, aku merasa lebih akrab dengan orang-orang yang juga menderita” 

 

Dalam kutipan dari pernyataan seorang psikolog Aku menambahkan untuk pernyataan di atas, “Obat yang sama belum tentu dapat mengobati penyakit yang sama untuk orang yang berbeda, karena ketahanan tubuh setiap orang berbeda-beda”.

 

Kepada Sang Pemberi buku, aku ucapkan terima kasih.


#8

 

 

 

 

 

 

Share:

Inhale Exhale


Apa kabar pembaca semua? 
Bagaimana hari-hari yang kalian jalani yang sudah hampir habis satu bulan pertama di awal tahun ini? 
Masih ada yang beratkah menjalaninya?
Tidak mengapa kawan.
Jika hari yang kamu jalani kian lama kian berat, mari percaya, ada sebuah kebaikan yang menantimu di ujung lorong sana.
Percayalah, bahwa hari beratmu, akan mengasah mental dan hatimu. 
Kamu akan menjadi manusia yang kuat. 
Kamu akan menjadi manusia yang tidak akan mudah goyah ketika telah sampai di puncak kebahagianmu.
Kamu akan menjadi manusia yang tahu benar bagaimana berempati dan bersimpati atas sekelilingmu.
Kamu akan menjadi manusia yang benar-benar tulus.
Jadi, mari melangkah lagi ...
Ingat, bahwa kamu tidak sedang berlomba dengan orang lain.
Jadi, jangan biarkan kehidupan mereka mengganggu jalanmu.
Fokus saja atas jalanmu.

Inhale ... Exhale ...
Mari ..... lanjutkan lagi perjalanan kita 💪
Share:

Total Pageviews

Recent Posts

Most Popular

Bee

Bee
Bee